• Praesent sapien velit


    June 10, 2012
  • Aenean velit risus, venenatis sed pellentesque ege


    June 9, 2012
  • Phasellus justo quam, commodo sit amet pharetra


    June 9, 2012
  • Cras ullamcorper imperdiet sapien semper ultrices


    June 9, 2012
  • Suspendisse pellentesque, enim id consequat luctus


    June 9, 2012
  • Aenean odio diam, hendrerit in rutrum quis, sollicitudin eu magna


    June 9, 2012
  • Nunc imperdiet libero faucibus massa


    June 9, 2012
  • Test layout


    June 9, 2012
  • In tincidunt sagittis enim


    June 9, 2012
  • Hello world!


    June 9, 2012

Thursday 29 August 2013

Ngeri Pasangan Ditembak Ketika Melakukan Seks

Ngeri apabila sepasang kekasih ditembak beberapa das sehingga mati ketika melakukan seks. Pasangan tersebut iaitu Bonnie and Clyde merupakan penjenayah yang dikehendaki polis kerana mempunyai rekod jenayah. Kejadian ini dilaporkan berlaku pada 15 Mei 2012 yang lalu.

Gambar Pasangan Ditembak Ketika Melakukan Seks

ditembak ketika melakukan seks

ditembak ketika melakukan seks

ditembak ketika melakukan seks

ditembak ketika melakukan seks

ditembak ketika melakukan seks

ditembak ketika melakukan seks

ditembak ketika melakukan seks

ditembak ketika melakukan seks

ditembak ketika melakukan seks

ditembak ketika melakukan seks


Zura


Aku suka juga ganggu gadis kolej ni.terutama yang berumar dalam 16 tahun hingga 24 tahun saja.bila aku tengok awek-awek tu jalan batang zakar aku sudah menegang, maklum sajalah aku suka pada pucuk muda.bahkan kekadang isteri aku menyerah sebulan hanya beberapa kali saja.tengah dok masak dalam kolej yang gadis ni belajar,aku terpandang seorang gadis yang kecil molek.kawan dia tu aku kenal ,dari dia aku boleh kenal sigadis kecil molek ini.nama gadis tu zura,orang sebelah selatan nu. baru umur 18 tahun. dia orang masih belajar.dia ajak aku kedisko dan mengelilingi pulau disebelah utara.selesai menari aku tidak terus hantar zura pulanng keasrama ,sebalik nya aku bawa zura kehotel.dalam kotak fikiran ku ,aku mesti meniduri zura juga....... sebelum zura pulang kekuala lumpur cuti selama sebulan.

Masuk saja kedalam bilik hotel aku terus peluk zura dari belakang....... aku sudah nekat untuk berbuat sesuatu.aku jilat tengkuk zura dari belakang.zura cuba melepas diri dariku.tanpa sewenang-wenangnya,aku terus tolak zura hingga rebah kekatil.dan terus aku mengucup bibir zura dengan sewenang-wenangnya.bibirnya begitu hangat dan lembut,aku kulum bibirnya,sementara tangan aku merayap mencari kancing bajunya.zura tidak memakai coli,dan tersembol dua buah gunung susuyang cantik lagi pejal....... aku melepaskan bibirku dan ingin melihat reaksi zura......dia cuba menutup gunung susu, tapi tidak berjaya.aku kucup bibirnya,dan terus turun ketengkuk.jari jemeriku sedang mengusap kedua-dua puting gunung susu,sedangkan mulutku sudah menjelajah kedua gunung yang maha cantik itu.

Ketika itu juga zura sudah tidak keruan lagi. "ohhhhhh....... bbbang......" bisik zura perlahan.aku senyum sendirian,kerana zura sudah mengalah dek kenikmatan yang diterima olehnya.jari jemariku menjamah dan meramas dengan lembut dua buah busut yang cantik itu.jari jemari zura mula berani menyentuh zakarku yang berada di dalam seluar dalam. Langsung aku terus buka seluar dalamku supaya zura, boleh mengenggam......... aku mengeluh nikmat......... ahhhhhhh..... ohhhhhh.... kulihat zura sudah berani mengulum zakarku hingga kembang-sekembangnya.Sementara itu dengan gelojoh aku cari bibirnya, zura membalas tidak kurang hebatnya.kedua tanganku mencari kancing seluar jeansnya, aku lurutkan seluarnya hingga nampak seluar dalamnya yang berwarna kemerahan.aku tarik seluarnya kebawah.......... betapa cantiknya bentuk cicapnya, alurnya masih terketup rapat,daun lalang tumbuh beberapa helai saja.

Ketika lidahku bermain diatas pusatnya,zura mula mengerang kecil keenakan...... Mmmmmmm....... bang..... ohhhhh geli bang..gerangnya.kukucup dan kubasahi seluruh cipapnya sampai basah. Kelihatannya zura sudah lemas aku permainkan.Aku jilat-jilat mutiaranya yang kecil itu,dan ku hidu sepuas-puasnya... zura menjerit-jerit tak keruan.... tubuhnya mengeliat nikmat tak terkata "mmmm...... auwwwww.... auwwwwwwwwwww........ hhgggggggkkkkkkkkkk..... bang sedapppppppp....... bbbbang". kedua belah tangannya meramas belakangku sambil buntutnya terangkat- angkat...... zura berteriak semakin keras. zura melenguh tak menentu.....menghayati nikmat yang pertama kali baru dilaluinya... kenikmatan syurga milik kami berdua.

Aku geselkan zakarku diatas cicap milik zura yang sudah lama menanti zakarku yang panjang lebih 9 inci.Kurasa bukit cicapnya hangat dan nikmat. Zura memegang pingangku kuat-kuat,kulihat zura memejam kelopak matanya....aku tekan zakarku pelahan- lahan..... sakit bbang antara dengar dan tidak,zura mengeliat kesakitan. Selaput daranya dah pecah dik kemasukan zakar ku yang panjang 9inci dan lebar sebesar pengelangan tanganku. Zura menangis terisak-isak kesakitan. Kulihat bibir cicapnya kembang kuncup....arrggh aku menahan kenikmatan kemutan cicapnya. Kemutannya begitu kuat sehinggakan terasa zakar macam hendak putus.Aku tak peduli itu semua....... aku mula mwenyorong tarik zakarku berkali-kali.Zura merintih kesakitan lagi dan aku perlahankan acara sorong menyorong.

"Aaaaaaaauuuwwwwwwwwwwwwwwww............. huk.. huk..zura menjerit terisak-iasak mintak belas kasihan......, tubuhnya mengeliat kesakitan dan kenikmatan.Aku berusaha mententeramkannya..... kukulum bibir dan kuhisap lidah zura dengan penuh nafsu sekali dan kugoyang-goyang punggungnya perlahan-lahan......... kemudian aku jilat gunung susunya sehingga bertambah lagi kemerahan puting susunya yang putih.... mendesah-desah suara zura... kegelian dan nikmat.Aku tarik dan sorong kepala zakarku setengah saja di dalam liang cicapnya berkali-kali........... zura mula merintih kembali sambil menjerit kecil keenakan,aku mengambil kesempatan dengan menghentakan zakarku sedalam- dalam dan serapat-rapatnya hinggakan buah zakarku macam hendak masuk sekali.

Tubuh zura terangkat sambil memeluk tubuhku........ "Aaaaaauuwwwwww........ ahhhh..... OOoooohhh....... sseeeeeeddaappnya bbang....gerang zura perlahan-lahan keenakan,perkataan yanyng sakit sudah bertukar menjadi sedap.Keenakan bermain dengan seorang gadis sunti...masih dara cukup menikmatkan.Aku peluk erat tubuh zura semacam tidak mahu melepaskannya,Uuupphh......sungguh nikmat merasakan kehangatan tubuh zura apalagi kulitnya yang halus licin, kedua-dua gunung susunya menekan dadaku yang bidang ini, sungguh mengasyikkan sewaktu zakarku menjalankan tugas sorong-menyorong di dalam cicapnya."Zura.....bagaimana....zura", bisikku mesra....... Mmmmmmmmm..... sssedap bbbangggg... nikmat rupanya bbanng. Belum sempat zura berkata-kata,aku terus mengulum lidahnya yang hangat...kurayapkan jari jemeriku kebawah puonggongnya yang padat... aku ramas semahu-mahunya.Aku mengoyangkan ponggongku dimana zakarku masih bermain dalam cicapnya yang lembut...bertapaku rasa nikmatnya...zura merintih kesedapan.......... "Aaauwwww...bang.....ssedap baaang",membuat aku semakin terangsang..." aahhh... zura.... nnnikmaatnya", aahh aku menlenguh keenakan........

Zura merintih-rintih dalam kenikmatan.... sambil aku mengulum bibirnya dengan penuh bernafsu sekali ,tapi aku tak peduli,aku menikmati tubuh muda yang berada dibawahku. berapa seketika zura cuba menjilat puting tetekku dengan penuh geram. Aku merasakan betapa liang cicapnya yang hangat mengemut ketat zakarku yang besar itu..... Arrrrgggghhhh...... nikmatnya luar biasa semasa aku meniduri gadis-gadis kolej yang lain.... aku mendesis panjang kerana terlalu nikmat... Kulihat zura seperti terawang- awangan menahan rasa nikmat yang tidak terhingga,menahan asakan dari batangku yang tiada taranya...zura menjerit kecil dan merintin perlahan-lahan nyilu dan nikmat. Kutekan dan kutekan sampai serapat-rapatnya batang zakarku kedalam cicap zura diantara kemutan yang ketat........ kedasar mulut rahimnya.

"Aaaaaaaaarrrrrrrrrgggggggggghhhhhhhhhhh...... aaaagggghhhhaaaaggghhhh...... aaauuuuuuuwwwwwwww.... oooooooooouuuuuuuhhhhhh...... amat nikmatnya zura.

Ku biarkan zura menikmati klimaksnya........ sambil kuhinjutkan batang zakarku kedalam cicapnya yang tembam itu........ mata zura terkatup rapat...... aku terus berdayung dan berdayung selama 2 jam,aku bertarung dengan zura........ laju dan semakin laju aku berdayung di dalam liang cicap zura....aku cuba menahan air mani dari keluar,namun aku tidak dapat menahannya lagi. Akhirnya aku menyerah kalah...... Aku benamkan seluruh batang zakarku dan melepaskan rasa nikmat yang tidak terhingga.......... Aaaaaaaggggggggrrrrrrhhhhhhhh sambil zura menanyak-anyak ponggongnya tanpa dipinta. Tubuh kami sama-sama mengejang......

"Oooooooouuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhh...... bbbbbbaaang......... auuuuuuuuwwwwwww" zura melepaskan klimaksnya. "Hhhhhgghhhh....... auuuuuwwwwwww...... aaahhhhhhhh..... zura.... oouuhhh nikmatnya

zura..." gerangku menikmati tubuh zura. Batang zakarku memuntahkan sebanyak-banyaknya air maniku....... kedalam liang cicap zura.Kugoyangkan ponggong zura kekiri dan kekanan supaya zura mendapat kenikmatan yang lebih. Aku berguling disampingnya....aku menghempaskan tubuhku disamping zura....... Zura lemas.... kelemasan.

Zarida ratu kolej




Hai.. hari ini aku ingin berkongsi pengalaman to all the fellas.. this is my true story... really... bukannye rekaan.. KISAH BENAR.. Kisahnye bermula begini.....
Aku mula berkenalan dengan seorang budak perempuan.. not bad looking.. namanya ialah Zarida.. dan nama tu memang nama sebenarnya. Rasanya hanya terbilang saja perempuan yang bernama Zarida. So jika anda kenal sesiapa yang bernama Zarida..... Besar kemungkinan dialah perempuan yang aku maksudkan dalam nukilan aku ni.

Kami berkenalan semasa aku dan kengkawan dalam minggu orientasi pelajar.. kami selaku senior sempatlah mengorat si zarida ni.. memang ramai yang lawa-lawa budak junior dalam kolej kami ni tapi.. she is the best... pada suatu hari... pensyarah kami nak bawa bebudak freshie ni ke port dickson untuk motivasi.. as a biro ajk, aku pun kena la ikut sekali.. dapat ponteng kuliah.. then.. di sana we meet dan introducing each other... In that time, barulah aku tau yg umur dia cuma muda dua tahun dari aku.. masa tu aku 21 dan dia 19.. fresh lagi ler nie.. hehehehe... kata aku dalam hati..

Then minggu berikutnyer... aku plan nak kluar ngan zarida... dia setuju.. maklumlah senior hensem cam aku ni.. ajak jer.. sure berduyun-duyun yang ikut..

mula-mula tu..kitorang pergi tengok wayang..masa tu kat panggung cerita the matrix.. aku pun cuba jadi 'matrix' gak.. mula-mula aku pegang tangan dia.. alasan aku bagi sebab dalam pawagam tu sejuk.. dia ok je... walaupun terasa dia keberatan.. aku pedulik hapa.. tgh syok2 tengok cerita.... 'adik' pula bangun nyanyi lagu negaraku... aku fikir.. tak boleh jadi ni.. naik pulak dah.. aku terus merapatkan diri dan memeluk pinggang zarida.. mula-mula tu dia terperanjat tapi.. dia hanya mendiamkan diri.. aku pun go on laa..

Aku pun mula menggeselkan tangan kat peha dia.. saje je nak tengok akal dia.. dia cuma kata.. "ala.. tak geli pun..." Ciss... ini sudah tak boleh jadi ni.. aku tersenyum sendirian.. oooo nak lebih ye... ok aku pasang plan kedua... aku mula menggelikan lutut dia.. memutarkan jari.. sambil buat muka innocent ... dia tak toleh pun kat aku.. seolah membiarkan je... aku pun teruskan je laa.. jari-jari aku berputar.. makin lama makin ke atas... slow-slow ke atas.. dan sekarang dah dekat pangkal dalam peha... aku pun stop.... nampaknye.. takdee respon.. aku berhenti dulu setakat tu.. tak nak teruskan... biar slow n steady.. hehehehe... aku akan buat plan ke 3 selepas tgk wayang ni..

Lepas abis tonton wayang.. kitorang balik ke hostel.. on the way tu.. kitorang berhenti singgah makan kat gerai.. kereta aku park kat lorong yang memang tersedia gelap.. Zarida pun follow aku pergi makan... masa tu dah dekat pukul 9 malam.. Abis makan pun aku ajak Zarida beredar.. masa dalam kereta, aku saja bukak enjin kereta dulu... tapi belum start lagi.. Zarida bertanya kenapa tak start lagi.. aku dengan tipu daya nya kata lah.. "biar enjin panas dulu.." Lepas tu aku bukak topik lain... aku tanya kat Zarida yang dia dah ader bf ker belum.. dia kata dah clash... ooo baru aku tau.. aku pun cuba masuk jarum dan tanya kat dia yang dia pernah cium ker pakwe dia... dia terperanjat ngan soalan aku dan tersenyum. "Takkk.." Jawabnye sambil mencebik.. eleeehhhh aku tau.. mesti pernah punyee...

Kemudian aku kata kat dia yang aku ader beli present kat dia untuk mlm jamuan perkenalan .. tapi Zarida beriya-iya nak present tu mlm tu jugak.. aku kata mana boleh... nanti tak surprise... tapi dia tetap merengek2 nak present tu jugak... aku pun kasi la sebungkus baju.. (baju tu agak sexy sikit sebab belahan butang pada dada agak lebar) Aku pun cakap pada Zarida.. ok presents tu u boleh ambik tapi u mesti pakai baju mlm ni gak sebab i nak tengok saiz nye ngam ngan u atau tak.. dia mengangguk dan keluar dari kereta dan pergi ke toilet stesen minyak yang berdekatan untuk menyalin pakaian.. "adik" aku dah keras sikit...aku pun cepat-cepat buang underwear dan hanya memakai seluar panjang...tapi nampak menggelembung la sluar tu.. biar... biar nanti dia stim la tengok aku..hehehehhe..

Lepas salin.. Zarida masuk semula dalam kereta dengan memakai baju baru yang aku belikan tu.. Fullamakk... cantiknye.... puji aku pada Zarida.. terserlah keputihan pangkal dada dia... ternampak sikit colinya yang warna hitam.. walaupun dadaa nya tak besar sangat (32-24-33) tapi cukup menggairahkan bagi aku... "Tak seksi sangat ke camni, Hakim?" tanya zarida... "Ehhh .. ok la tue... sesuai pun dengan u" Jawab i sambil memuji dia.. "I ader satu lagi surprise untuk u" kata aku.. "apa dia??" "ok..ida pejam mata dulu...." dia pun pejam kan mata dia.. kali ni aku tak kisah dah... aku perlahan-lahan hampiri dia.. dan aku pun terus cium bibir dia.. Zarida yang terperanjat dengan kelauan aku tu pun membuka matanya.. tetapi dia tidak menolak ku.. seolah2 memang dia pun ingin mencium ku.. kami pun terus berfrench kiss.. lama jugak..

Aku pun terus ambik posisi di atas dia.. sekarang ni.. aku dan dia berkongsi seat kereta.. mmemrmmmm... kami bercium... errmmm... tangan aku kemudian memeluknya di belakang badan.. jari-jari aku meraba-raba belakang badannya yang halus... kemudian aku memasukkan jari ku kedalam baju nye dari belakangh.. ersssss..... semakin kuat erangan Ida ni.. jari-jari aku cuba mencari pin colinya untuk aku bukak.. selepas berjaya.. aku mula memainkan jari aku di pusatnye pula... masa ni kami masih lagi berciuman.. ermmmmmmmm errmmmmmm cuma erangan dari ida yang membangkitkan lagi nafsu aku..kini.. aku menaikkan jari aku ke dada..perlahan-lahan aku meramas dadanye...... errrrrrrsassssse errrrmmm....... Zarida mengerang keenakan...

Aku yang dah tak boleh sabar lagi terus memicit dan memulas dada zarida denganpeunh lembut daan pantas... semakin pantas nafas zarida yang aku dapat rasakan.. ermmm.. aku pun terus bukak bra dia.. mmm.. putingnye berwarna coklat cerah... aku terus menghisap putingnya itu.. mmmmmm... putingnye masih kecil .. masih lembut... mmm.. kemudian aku pun terus mencium pusat dia...dan terus ke bawah ke seluar dia.. Zarida terus pegang aku dan tidak membenarkan aku terus ke situ.. katanya.. dia belum bersedia.. aku memujuknye.. dia tetap enggan.. kemudian aku berkata yang aku cuma nak lick... setelah lama memujuk dia pun kasi dengan syarat.. lick sahaja.. aku pun terus buka seluar dia......

Wow... bulu nyer dah di trim... cipapnye tembam pula tu... aku pun terus menjilat di lubang nye... terasa lendir dan basah di sekeliling lubang Ida.. emmm... aku terus menjilat kelentit... ahhhhhssss.. ngerang ida terasa yang lubang nye masih sempit dan daranya masih ada..aku pun terus menerjah lidah ke dalam lagi... aaahhh...... errrrrrssssssss....... Zarida makin kejang dengan kelakuan kau tu.. aku pun terus mengasak bertalu-talu dengan lidah ku...... terasa air sudah banyak yang kluar..... sedang asyik menjilat tiba-tiba Zarida memegang kepala ku dan menekan ke dalam dengan lebih kuat lagi.. aku tau dia sudah hampir klimakxx.. aku pun dengan laju menerjah lidah ku.. hampair mengenai daranya.... ahhhhhh.. ahhhhhhh.. ermmmmmmmmm.. Zarida mengerang perlahan.... dan akhirnya... dia telah pun klimaks...... aku pun bangun dan segera menciumnye di mulut...

Kemudian aku meminta dia mengolom aku kerana aku belum lagi kluar... Zarida kemudian terus mencapai konekku yang besar berwarna pink tu.. mula-mula dia hanya memainkan konekku ke atas dan ke bawah... aku rasa amat besssttt bila dia menggenggam konekku kerana tangannya punyalah lembut dan putih kemerahan.. ermmm.. aku pula yang jadi tak tahan... aku pun terus duduk di seat aku balik dan terus buka seluar....

Zarida yang dari tadi hanya menunduk dan melihat konekku tu terus mendekati dan menjilat konekku..... aku yang memang tengah tak boleh tahan tu teruss menekup kepala Zarida dan menekannya agar dia mengolom konekku itu.... dia pun mula memasukkan konekku ke dalam mulutnya dan mengolom..... ERRRRSSS.. ERSSSSS... aku pula yang tak boleh tahan... aku menyuruh Ida mengolom laju-laju... dia pun menurut... aaaaaahhhh.. aaahhh.. enaknyee... ermmm.... sambil tangan aku meramas dadanya... aku pun bersandar... ermmmmmm...

Tiga minit kemudian aku dah rasa yang aku tak boleh tahan... aku suruh ida sux laju2.. emm.. yeahh.. it's comin.. baby... it's comin..... aahh.. ahh.... aku pun terus memancutkan air mani ku ke dalam mulut Ida... kelihatan Ida masih lagi meneruskan kolomannye agar aku sampai tahap klimakxx yang terakhir.. aaaaahhhh... aaaaahhhhh.. uuhhhhhhhh akhirnya aku sudah selesai... Ida pun bangun.. aku bertanya apa yang dia rasa air mani ku itu... dia kata.. biasa je.. tawarr... emmm aku pun berikan ciuman yang terakhir dan mengemaskan diri... kemudian kami pun meneruskan perjalanan ke hostel....

Kami terus berhubungan lagi sehinggalah kami lost contact 2 tahun lepas... dengar cerita dia kini berada di negeri sembilan dan bekerja di sana sekarang..

Zura isteri rahmat


Kisah yang nak aku sampaikan ini adalah kisah yang benar berlaku dan aku rasa ianya akan dapat terus aku lakukan kerana semuanya terjadi atas kerelaan masing-masing. Semuanya bermula apabila aku berpindah ke satu kawasan perumahan yang agak hampir dengan tempat aku bekerja.
Di kawasan itu aku mengenali satu pasangan yang rumah mereka hanya selang satu pintu saja dari rumah ku. Pertama kali aku melihat pasangan itu, aku dapat merasakan kelainan kerana aku melihat suaminya yang ku kenali sebagai Rahmat telah agak berumur sementara isterinya yang kukenal dan di panggil dengan nama Zura itu kelihatam masih muda.

Segala tekaan ku tepat kerana dari perkenalan itu aku mengetahui bahawa Rahmat telah berusia 42 tahun sedangkan Zura cuma baru berusia 26 tahun. Mereka masih belum mempunyai anak. Aku pun tidak pernah bertanya lebih lanjut.Perhubungan kami amat baik, lagi pun kebetulan hobi Rahmat dan aku sama.. masing-masing gila memancing.

Persahabatan itu terus berlangsung dan kini telah hampir 7 bulan kami berkawan. Tentang isteri Rahmat pula, Zura juga ku lihat seorang wanita yang baik. Tidak dapat aku nafikan Zura memang cantik dan jelita. Semua ciri-ciri kewanitaan ada pada Zura dan terus terang aku katakan yang aku amat meminati Zura. Cuma malang nasib ku dia isteri orang. Aku juga dapat merasakan yang Zura amat menyenangi aku.

Kepercayaan yang diberikan Rahmat kepada ku membuatkan aku bebas untk keluar masuk ke rumah mereka hinggalah pada satu hari semua cerita di sebalik rumah tangga yang ku lihat aman damai itu terbongkar rahsianya. Segala-galanya bermula ketika Rahmat tiada di rumah. Aku yang singgah sebentar dengan hajat ingin meminjam joran pancing Rahmat..... telah mendapati tidak ada sesiapa pun di ruang tamu rumah itu.

Oleh kerana telah biasa aku pun tidaklah memanggil atau pun memberi salam. Aku pun terus saja menuju ke tangga utk naik ke tingkat atas dan mengambil joran yang tersandar di tepi dinding. Ketika aku melintasi bilik tidur mereka aku melihat pintu yang sedikit renggang. Aku pun menilik sedikit ke dalam. Berderau darah ku bila aku dapati Zura sedang menelentang di atas katil dengan hanya berkain batik tanpa ada sesuatu pun yang menutup bahagian badannya dari perut ke atas.

Dia kulihat seperti mengurut-ngurut sepasang buah dadanya yang kulihat menegang dan tertonjol. Terus-terang aku katakan yang aku amat terpegun melihat bahagian badan yang terdedah itu. Segala-galanya jelas terpampang di depan mataku. Dengan warna kulit yang kuning langsat, kegebuan badan nya begitu cepat merangsang aku. Ditambah pula dengan sepasang gunung yang comel mengkal di dadanya. Sepasang puting berwarna merah lembut dengan bulatan kecil berwarna coklat pudar mengelilingi puting itu. Pemandangan yang begitu terus membuatkan 'belut' yang bersarang di dalam seluar ku mengeras pejal.

Aku yang begitu asyik melihat dan menatap keindahan badan Zura... tiba-tiba terhantuk tombol pintu di sebelah ku. Zura menoleh dan memandang tepat ke arah ku. Serta merta dia bangun dan terus menarik kain batiknya ke atas dan berkemban. Aku fikirkan tentu Zura marah dengan perbuatan ku mengintai tadi. Namun sebaliknya dia kelihatan selamba dan menghampiri ku.

"Haai....! Lama dah mengintai..?"..soalnya. Aku tersipu-sipu sambil itu mataku terus terusan tidak dapat mengalih pandangan dari melihat tubuhnya. Aku yang mendapat satu akal terus bertanya..

"Kenapa Zura buat cam tu?" Zura ku lihat terdiam dengan soalan ku... Akhirnya dia pun terus menceritakan tentang rumahtangganya yang cuma dilihat bahagia di luar sedangkan dia sendiri tidak pernah dapat menikmati kesedapan berumahtangga secara yang sebenarnya.

Dia pun menceritakan bahawa Rahmat bukanlah seorang yang hebat dari segi perlakuan seks. Pendek kata Rahmat tidak pernah dapat bertahan lama... paling lama pun cuma lah 10 minit saja...! Sedangkan bagi Zura ketika itu dia masih lagi dalam peringkat 'warm up'. Lagi pun kata Zura, Rahmat seorang yang agak typical dlm seks. Bagi Rahmat.. seks adalah acara menindih Zura dan memasukan zakarnya sambil menghenjut 4 atau 5 kali sebelum terkulai lembik. Tidak pernah ada 'fore play' atau sebagai nya.. dia buat terus 'direct to the point'.

Aku melopong mendengar kisah itu. Nyatalah Zura selama ini tidak puas. Aku memujuknya dengan mengatakan mungkin faktor usia Rahmat yang menyebabkan dia begitu. Zura diam saja. Tiba-tiba ku rasakan yang jari jemarinya merayap-rayap di atas peha ku. Aku segera merenung Zura. Dia memandang ku dengan satu pandangan yang amat sukar untuk di mengertikan. Matanya kuyu dan nafas nya mula kencang. Aku juga sudah mula didatangi bisikan nafsu... Aku mendengar Zura berkata..

"Maann... tolong Zuraaa.. sekali ni aje, pleaseeeeeeee.... Zura janji Zura tak akan cakap kat sesiapa... ok... pleaseeeeee".... rayu Zura pada ku. Aku cuma mampu untuk berdiam diri. Dalam pada aku berfikir tentang rayuan Zura itu, rupa nya Zura telah membuat anggapan yang aku akan akur dengan kehendak nya...Tiba-tiba saja butang baju kemeja ku dibuka olehnya.

Jari-jari Zura yang halus dan lembut itu mula merayap di atas dada ku. Puting tetek ku yang kecil itu mula dicuit-cuitnya. Aku terus dilanda ghairah. Akhirnya aku membiarkan saja Zura berbuat sesuka hatinya pada ku. Baju kemeja ku dibuka terus. Kedudukan kami yang masih berdiri itu memudah kan segala-galanya. Kini bibir Zura yang merah basah itu mendarat atas dadaku. Lidahnya mula menjilat-jilat puting tetek ku.. Aku merasa kesedapan yang luarbiasa. Zura pula tidak langsung membenarkan tangan ku merayap di atas badannya walaupun aku begitu ingin untuk melucutkan kain kembannya.

Aku menyandar ke dinding. Lidah Zura terus menjilat jilat sekitar dada ku. Ku biarkan saja sambil kadang-kadang dia menjeling melihat reaksi ku. Mulut Zura kini menjelajah ke bahagian perut ku. Dicium-ciumnya sekitar perut ku hingga aku merasa begitu geli. Akhirnya dia membuka butang seluar ku sambil menurunkan zipnya.

Apabila terlucut saja seluarku, kelihatanlah keadaan zakar ku yang telah menegak terpacak di dalam seluar kecik itu. Zura tersenyum. Aku pula terus memejamkan mata menanti tindakan selanjutnya. Aku merasakan yang zakar ku diramas-ramas dan kemudian seluar dalam ku di tarik ke bawah. Zakar yang telah mengeras ke tahap maksimum itu terus terpacak apabila pembalutnya telah ditarik ke bawah.

Zura mengurut-ngurut manja zakar ku itu. Hampir hendak mengeliat aku di buat nya. Kalaulah aku tak bersandar ke dinding, mau tumbang aku. Zura melutut dengan kepalanya kini betul-betul berhadapan dengan zakar ku. Perlahan-lahan dia merapatkan mulutnya sambil menggenggam zakar ku dengan kedua belah tangan nya. Aku terdengar Zura bersuara...

"Eeeemmmm.. panjang juga ya Man,lebih dua penggenggam ni...!"

Zura ku lihat seperti mengukur kepanjangan zakar ku. Akhirnya dia dengan perlahan memasukan batang ku ke dalam mulutnya. Dikepatnya seketika... terasa menjalar panasnya bila batang ku itu telah masuk ke dalam mulutnya. Lidahnya bermain-main di sekitar kepala takuk ku. Berdenyut-denyut rasanya bila batang ku mula dihisapnya dengan rakus. Air liurnya menjelejeh keluar. Sesekali dia menjilat-jilat bahagian tengah batang ku. Manakala ada ketikanya pula dia mengeluarkan batang ku dari mulutnya dan tangannya dengan laju melancapkan aku. Akibat dari tindakan Zura yang berterusan itu, aku seperti merasa hendak terpancut dibuatnya.

Mungkin kerana merasa lenguh, setelah lama mengulum dan menghisap batang ku, Zura menghentikan kegiatan nya. Dia bangun sambil tangannya terus memegang batang ku. Dia menarik aku menuju ke arah katilnya. Aku yang merasakan peluang untuk bertindak balas telah telah tiba, terus saja menolak Zura hingga terbaring di atas katil.

Zura mungkin terasa sedikit terkejut dengan perlakuan ku itu. Namun di bibirnya terus menghadiahkan aku senyuman yang kurasakan paling manis sekali. Aku dah tidak peduli, kali ini apa nak jadi... jadilah.... bisik hati kecil ku. Peluang ini tak akan ku lepaskan. Lagi pun bukan aku yang mencari, ianya datang sendiri fikir ku.

Kain batik Zura ku lucutkan. Kini terpampang lah segala keindahan bentuk tubuh yang selama ini aku impikan. Lekuk badan Zura begitu menggiurkan. Aku mengagak potongan badan nya 33/27/34. Selain dari buah dadanya yang pejal, sepasang peha Zura juga amat menghairahkan aku. Cantik peha itu.. rasa nak ku gigit-gigit pehanya. Tambah pula betisnya yang bunting padi itu ku lihat di tumbuhi reroma halus yang jarang jarang. Punggung nya juga bulat dan gebu. Dan yang paling geram aku melihatnya ialah bulu farajnya yang tumbuh halus memanjang.

Namun Zura ku lihat asyik mengepit pehanya. Dia seperti tidak mahu aku begitu cepat melihat farajnya. Pendek kata semua yang ada pada tubuh Zura amat menyelerakan aku. Tambahan pula aku sendiri memang jarang dapat peluang dengan wanita. Selama ini aku cuma melancap saja ukt melampiaskan nafsu ku.

Menyedari aku perlu utk bertindak semula, sepasang buah dada Zura adalah sasaran pertamaku. Ku ramas dan ku usap perlahan-lahan buah dada yang mengkal itu. Zura mula hilang daya sedar. Puting comelnya ku hisap semau hati ku..... Zura mula mengeluh manja..

"MMMmmmmm..oooohh"

Aku tambah galak bila ku dengar keluhan itu. Kadang-kadang ku gigit lembut pada puting yang makin mengeras itu. Zura telah mendesah. Ransangan nafsunya mula meningkat. Setelah agak lama aku beroperasi di kawasan pergunungan itu, aku mula beralih arah. Peha Zura ku cuba bukakan. Sedikit tentangan dapat aku rasakan.

Namun aku bertindak bijak. Pangkal pehanya ku jilat. Zura kegelian lantas membuka sedikit pehanya. Peluang itu terus ku gunakan. Ku kangkangkan Zura selebar-lebarnya. Ku lipatkan kakinya di atas bahu ku sambil tangan ku meraup sepasang peha yang lembut itu. Muka ku terus saja ku sembamkan ke kawasan segitiga larangan Zura.

Ku dengar dia merengek bila saja lidah ku mula menjelajahi tepian alur bibir farajnya. Bibir itu merekah bila lidah ku mula memasuki kawasan dalam faraj. Bahagian dalam kawasan faraj Zura masih kemerahan ku lihat. Ini menandakan tidak ada aktiviti lasak yang selalu dilakukan di situ. Suis kecil di hujung belahan farajnya ku picit.

Zura yang cuba menahan suaranya tetapi dia jelas gagal. Dia terus merintih. Dia benar benar dihurungi kenikmatan. Bahkan aku juga dapat merasa ada cecair licin yang dah mula mengalir keluar dari dalam farajnya. Setelah puas kawasan segitiga itu ku kerjakan luar dan dalam, aku membalikkan badan Zura kepada posisi Zura meniarap.

Inilah yang buat aku begitu geram. Melihat punggungnya yang gebu itu, aku terus menjilat kawasan dalam punggungnya. Lubang punggung Zura yang kecil itu aku jilat semahu-mahu ku. Zura mungkin terkejut dengan perlakuan ku itu. Namun kuterangkan kepadanya yang aku cuma mahu dia puas dan merasai segala kenikmatan yang sepatutnya dia rasakan. Mendengar kata ku, Zura terus mendiam kan diri.

Lubang punggung yang kecil itu ku jolok denagn jari telunjuk ku.... Serta merta kemutan yang kuat ku rasakan. Muka Zura sedikit berkerut. Aku lantas bertanya apa rasanya bila jari ku menikam masuk ke dalam lubang punggung nya....

"Perit sikit...!' jawab Zura lembut. Namun dia mengatakan yang dia juga amat menyukai cara ku itu. Selasai saja semua warm up itu ku lakukan, maka tibalah ketikanya aku hendak menusuk kan batang ku ke dalam farajnya. Zura kembali ku telentangkan... kakinya ku kankangkan seluas mungkin.. Tiada tentangan yang ku terima.

Kini kepala batang ku tepat berada di permukaan faraj Zura. Aku tidak terus memasukkan nya. Aku berhenti seketika sebelum menarik nafas dan lepas itu barulah ku rendahkan sikit badan ku hinggalah zakar ku dapat ku jolok masuk ke dalam farajnya.

Tembus saja lipatan faraj Zura bila zakar ku mula mengasak masuk maka terdengarlah letusan suara Zura yang cuba ditahannya selama ini. Merengek dan merintih dia bila hentakan ku makin lama makin kasar dan laju. Air berahi Zura makin melimpah keluar. Berkocak-kocak bunyinya bila saja gerakan keluar masuk zakar ku terus berlaku. Dinding faraj yang lembut itu terus menggesel-gesel kepala zakar ku.

Aku juga dapat merasakan yang Zura telah klimaks bila zakar ku dijerut kuat oleh farajnya. Di samping itu aku juga dapat merasakan semburan air berahi Zura yang begitu banyak membasahi farajnya. Ianya membuak buak hingga meleleh-leleh keluar ke celah kelangkang nya. Zura terkapar tidak berkutik selepas itu. Faraj nya menerima saja kemasukan dan henjutan terus-terusan dari ku. Tubuhnya bergerak gerak bila aku menghinggut rakus. Matanya terpejam rapat. Cuma nafasnya saja yang bergerak pantas.

Akhirnya setelah lebih setengah jam aku mengerjakan Zura dengan berbagai cara dan posisi, aku mengambil keputusan untuk tidak lagi mengawal klimaks ku. Lantas ku mencabut zakar ku dari dalam faraj nya. Aku ingin melakukan sesuatu yang paling aku ingin rasai. Aku membisikan pada Zura yang aku berkerkeinginan untuk mendatanginya dari pintu belakang. Mulanya Zura agak keberatan. Namun setelah ku pujuk dan kurayu, tambahan pula dia sendiri mengatakan yang dia telah tidak berdaya dan telah klimaks lebih tiga kali, maka dia pun mengangguk saja menyetujui kehandak ku.

Aku pun lantas membalikkan tubuhnya supaya berposisi meniarap. Ku letakkan sebiji bantal di bawah perutnya. Zura jelas tidak membantah dan menbiarkan saja aku berbuat sesuka hati. Bila saja bantal itu telah berada di bawah perutnya, maka posisi Zura telah tertonggeng sedikit. Ku bukakan belahan punggungnya sementara saki baki air berahi Zura yang masih ada terpalit di batang ku berperanan melicinkan sikit kerja aku. Aku memegang batang ku lantas terus menekan masuk ke dalam lubang punggung Zura yang kecil itu.

Aku dapat merasakan yang zakar ku terbolos masuk ke dalam lubang itu. Serentak dengan kemasukan zakar ku, Zura terjerit. Namun ianya sudah terlambat untuk meraih simpati aku. Aku langsung tidak mengendahkannya. Maka berterusanlah Zura merintih kepedihan sambil aku terus menghentak masuk batang ku semau-maunya.

Akibat dari jerutan dan kemutan yang amat kemas mencengkam zakar ku, aku tidak mampu lagi untuk bertahan lama. Aku memusatkan seluruh tumpuan ku dan akhirnya satu pancutan yang keras aku lepaskan ke dalam lubang kecil itu. Hampir 5 kali tembakan aku lepaskan sambil batang ku jauh terbenam di dasar lubang punggung nya.

Setelah semuanya selesai, aku pun mencabut batang ku dari lubang punggung Zura sambil dia sendiri bangun dan berlari anak menuju ke tandas. Aku lihat dia seperti tercirit-ciritkan cecair serba putih yang bercampur kekuningan. Mana tidaknya, apabila air mani ku yang bertakung di dalam lubang punggung itu mula meleleh-leleh keluar.

Aku tersenyum puas menelitikan hasil penangan ku itu. Setelah kembali berpakaian aku menunggu Zura keluar dari bilik air. Seketika kemudian dia pun keluar dan terus menyarung kembali kain batiknya serta memakai baju.

"Terima kaseh Man... Zura puas sangat.... tapi ini luar biasa sikit la.. " katanya sambil menunjukkan isyarat jarinya ke arah punggungnya sendiri. Aku ketawa sambil memberitahu bahawa lubang itu amatlah enak sebenarnya.

Zura berjalan mendahului aku menuruni tangga. Aku lihat gaya jalannya dah sedikit kengkang. Aku tersenyum sendirian sambil merasakan semakin meluap luap tahap kebanggan ku. Sampai di muka pintu barulah aku menerangkan bahawa aku sebenarnya ingin mengambil joran yang ada untuk pergi memancing. Sambil berseloroh Zura berkata....

"Isshh.. apa payah nak memancing pakai joran tu... joran yang lagi satu tu lagi best... kan dah dapat pancing Zura pun".... katanya sambil ketawa kecil.

Sebelum beredar, aku sempat mengucup bibirnya dan meramas punggungnya sekali lalu. Zura juga berjanji bahawa aku boleh meratahnya bila-bila masa saja yang aku suka. Aku juga mengatakan yang mungkin dalam masa yang terdekat ini dia akan aku kerjakan sekali lagi.

Zura cuma mengangguk setuju. Aku pun beredar menuju ke rumah ku sambil memasang rancangan sekali lagi untuk menyetubuhi Zura.

Zai ku sayang


Pertama kali aku bersua muka dengannya adalah ketika aku dan bakal aku tengah membuat perancangan untuk majlis perkahwinan kami. Zai namanya... bakal adik ipar aku. Orangnya boleh dikatakan agak manis dan cute. Kalau nak dikatakan, buah dadanya tak adalah besar sangat. Tapi bab itulah yang membuatkan aku geram melihatnya kerana saiz buah dadanya yang aku kira cukup menarik dan cute. Semenjak dari hari itulah aku telah menyimpan perasaan terhadapnya dan acapkali aku berfantasi bersetubuh dengannya.
Rezeki aku bolehlah dikatakan baik sebab beberapa bulan selepas aku berkahwin, Zai telah datang tinggal bersama kami kerana terpaksa melanjutkan pelajarannya. Inilah peluang yang telah aku tunggu tunggu selama ini. Saban hari perasaan dan keghairahan aku terhadap dia semakin bertambah. Pernah sekali aku ponteng kerja semata mata kerana nak mengendap Zai. Awal awal pagi selepas isteri aku pergi kerja, aku masuk dalam bilik air dan terus memanjat dan bersembunyi di atas siling bilik air. Sememangnya bilik air rumah aku ni mempunyai satu ruang yang boleh dibuka untuk naik ke atas. Setelah hampir setengah jam menanti, perangkap pun mengena.

Sehelai demi sehelai pakaian Zai buka dan sedikit demi sedikit mata aku semakin terbeliak memerhatikan keindahan badannya yang tiada seurat benang pun. Dari situlah aku mula membulatkan tekad untuk menikmati diri dia. Perancangan demi perancangan aku lakukan untuk mendapatkan peluang yang terbaik. Dan akhirnya, aku telah nekad untuk melakukannya. Ku kira dia pasti tidak akan suarakan apa apa pada isteri ku kalau aku lakukan kerana tentulah dia sendiri akan merasa bimbang yang dia akan dituduh sebagai yang menggatal. Inilah yang aku harapkan kerana kalaulah dia mengadu, tentulah perang besar jadinya. Tapi kerana nafsu yang sudah naik, semuanya aku tolak ke tepi saja.

Pagi yang dinantikan telah tiba. Dari pemerhatian aku selama ini, aku pasti yang Zai akan keluar untuk kuliahnya agak lambat kerana sememangnya kuliah dia untuk hari Rabu hanya akan bermula pada pukul 11 pagi. Biasanya dia akan bersiap sejam lebih awal dan inilah yang ku harapkan.

Hampir masa aku rasa yang dia akan masuk mandi, aku terus masuk ke dalam bilik air sambil merapatkan pintu tanpa menguncinya. Sebagaimana yang telah aku rancangkan, aku terus melondehkan seluar aku. Beberapa minit kemudian, sebagaimana yang telah aku sangkakan, aku terdengar bunyi pintu bilik Zai dibuka. Aku pun terus memegang senjata aku dan terus melancap. Hampir pada masa yang sama, pintu bilik air dibuka dan tercegatlah Zai apabila ternampak apa yang aku lakukan. Aku sendiri tak pasti samada dia terkejut melihat apa yang aku lakukan atau dia tergamam sebab tak tahu nak buat apa. Aku teruskan adegan aku seolah olah dia tidak berada di sana. Yang menghairankan dia tidak pula berlalu pergi tapi masih lagi tercegat di depan pintu memerhatikan apa yang aku lakukan. Aku kira inilah peluang yang baik.

Dengan menghulurkan tangan kiri aku, aku terus melambai menyuruh dia masuk. Ini hanyalah satu gamble kerana aku sendiri tidak tahu bagaimana reaksi dia. Tapi amat mengejutkan aku apabila dia masuk tanpa bersuara apa apa. Melihatkan ini, aku terus nekad melakukan apa saja sebab aku pasti memang dia tidak akan menghalang kerana kalau dia tidak sukakan apa yang aku lakukan, sudah tentu dia tidak akan tercegat memerhatikan aku dan masuk apabila aku menyuruhnya melakukan demikian.

Tangan aku mula meninggalkan senjata aku dan terus singgah di dada Zai. Dia masih lagi berbaju tidur dan aku dapat rasakan yang dia tidak memakai coli pada masa itu. JAri aku terus memainkan puting dia sambil dia mendiamkan diri seolah olah telah dipukau lakunya. Aku terus galak apabila dia tidak melawan. Aku terus menyingkap baju tidurnya dan menanggalkannya. Berdirilah Zai di depan aku tanpa coli dan hanya memakai seluar dalam merah jambunya. Seluar dalamnya menjadi sasaran seterusnya di mana aku terus menanggalkannya. Gumpalan rambut di kemaluan dia yang halus membuatkan aku hilang pertimbangan. Tangan aku terus mengusap usap bahagian itu.

Nafas dia menjadi semakin laju dan tangan ku kini sudah dibasahi dengan air dari kemaluan dia. Aku sudah tidak tahan lagi. AKu lantas menyuruhnya membongkokkan badannya dan aku terus menyuakan muka ku ke punggungnya lalu menjilat lubang punggungnya. Dari punggungnya sehinggalah ke lubang kemaluannya aku jilat.

Walaupun aku masih belum puas menikmati perlakukan aku ini, aku terpaksa juga singkatkan kerana bimbang yang Zai akan berubah hati pula. Lalu aku terus memegang senjata aku dan merapatkan ke lubang Zai. Dengan perlahan lahan aku terus memasukkan ke dalam kemaluan dia. Berdetik badannya menahan kesakitan. Pada masa yang sama, aku sendiri pun cuba menahan kesakitan kerana teramat susah untuk ku memasukkan senjata ku ke dalam kemaluan Zai. Ini membuatkan aku bertambah yakin yang dia masih dara. Aku terus memulakan dayungan sedangkan Zai tidak memberikan apa apa reaksi melainkan sesekali dia berdengus.

Setelah beberapa dayungan, aku terus mengeluarkan senjata ku dan setelah aku basahkan dengan air liur ku, ku terus menghalakannya ke lubang punggung Zai yang telah basah dengan air liur aku apabila aku menjilatnya tadi. Belum sempat aku memasukkan setengah, dia mengadu kesakitan. Dengan itu juga, dia bagaikan sedar dan terus mencapai bajunya lalu menutup tubuhnya yang bogel.

Dalam keghairahan aku, aku rasa aku terpaksa melakukan apa jua. Aku terus merentap baju tidurnya itu. Zai sempat meminta aku jangan apa apakan dia sebelum aku memaksa dia untuk bongkokkan badan dia lagi. Dia enggan. Dalam terpaksa, dia melakukannya juga setelah aku katakan yang aku akan melakukan apa jua, walaupun dengan kekerasan, kalau dia enggan.

Tanpa menunggu, aku terus menyambung pelayaran ku. Suara tangisan dia sedikit pun tidak melambatkan henyutan aku. Senjata aku mula terasa ngilu tanda ianya akan meletup tidak lama lagi. Walaupun aku tahu aku akan meletup, aku langsung tidak memperlahankan dayungan. APabila aku rasa yang ianya sudah hampir meletup, aku tarik keluar senjata aku sebelum aku membuat keputusan untuk memasukkannya semula dan ku pancutkan segalanya ke dalam.

Mungkin merasai kepekatan dan kepanasan air mani ku dalam kemaluan dia, Zai terus menangis dan berlari keluar. Aku biarkan saja. Tangan ku terus mengusap senjata ku dan aku terus menjilat tangan ku yang dipenuhi dengan air Zai.

Untuk makluman pembaca, Zai mengandung selepas itu. Tanpa pengetahuan isteri ku, aku telah membawanya ke sebuah klinik swasta di mana kandungannya telah digugurkan. Itulah kali pertama dan terakhir aku melakukannya dengan Zai kerana dia telah berpindah beberapa bulan selepas itu dan berkahwin dengan pemuda pilihannya. Yang pasti, aku telah merasmikan Zai sebelum suaminya.

Yuran tuisyen



Hai kawan-kawan. Sebelum saya menceritakan pengalaman seks saya, izinkan saya perkenalkan diri saya. Saya seorang guru sekolah rendah yang mengajar Bahasa Inggeris di salah sebuah sekolah di Temerloh, Pahang. Sekolah ini adalah sekolah luar bandar (sekolah kampung) dan rata-ratanya pencapaian pelajar dalam Bahasa Inggeris adalah teruk. Boleh dianggap sayalah satu-satunya manusia yang pandai berbahasa Inggeris di kampung ini. Ramai ibu bapa yang hendak saya mengajar Bahasa Inggeris kepada anak-anak mereka yang akan menduduki peperiksaan SPM. Dalam ramai-ramai itu ada seorang anak murid saya ini bernama Ayu.

Ayu mempunyai body yang cukup solid. Tetek dia, besar dan berisi. Kalau tengok dia mesti meleleh air liuh. Dari cerita budak-budak kampung, si Ayu ini adalah seorang bohsia dan ayah kandungnya sendiri memakai dia. Saya sebenarnya tak kisah sama ada dia bohsia atau dipakai oleh bapa dia.

Pada suatu hari hujan turun agak lebat. Biasanya tuition akan bermula pada pukul 4.00 petang. Disebabkan hujan ramai pelajar telah menelefon saya dan mengatakan yang mereka tidak akan hadir ke tuition disebabkan hari hujan. Ayu tidak menelefon saya sebab rumahnya tiada telefon. Nak cakap benar, Ayu adalah dari keluarga yang miskin, ayahnya seorang buruh dan Ayu mempunyai 11 orang adik beradik. Dia anak sulung.
Disebabkan tak ada kerja, saya pun mulalah menonton cerita blue. Tengah shok tengok tiba-tiba pintu rumah saya diketuk orang (saya sememangnya tinggal seorang di rumah guru yang agak jauh dari rumah-rumah lain). Saya pun terus menutup tv dan video dan membuka pintu. Rupa-rupanya Ayu. Dia telah basah kuyup dan sedang mengigil kesejukan. Saya terus menjemputnya masuk. Seterusnya saya memberi dia tuala, kain pelekat dan baju saya supaya dia dapat menyalin pakaiannya yang basah kuyup itu. Tanpa banyak soal dia terus memasuki bilik saya untuk menyalin pakaian. Saya pula terus ke dapur untuk membuat minuman panas untuknya.

Tiba-tiba Ayu memanggil saya. Dengan tergesa-gesa saya pun ke bilik di mana Ayu sedang menyalin pakaian. Di dalam bilik saya dapati Ayu belum menyalin pakaiannya. Saya pun bertanya kepadanya kenapa beliau memanggil saya. Beliau seterusnya menjawab yang zip jeansnya tidak boleh ditanggal. Beliau meminta saya menanggalkannya untuk dia. Saya pada saat itu agak serba salah. Melihat saya agak serba salah beliau memberitahu yang dia terlalu sejuk dan mesti menyalin pakaiannya tetapi zip jeans pula meragam.

Tanpa berfikir panjang lebar, saya pun cuba buka zip jeansnya. Memang ketat dan payah nak buka. Naluri seks saya pada waktu itu pula mula meningkat. Seterusnya tanpa memikir panjang lebar saya memasukkan tangan saya kedalam jeans untuk memudahkan saya membuka jeansnya. Beliau tidak membantah. Belakang tapak tangan saya terkena pukinya. Akhirnya saya berjaya menanggalkan zip jeansnya dan seterusnya melucutkan jeans. Kini beliau berdiri hanya dengan memakai T-shirt dan seluar dalam. Konek saya dah stim melihat keadaanya. Seterusnya saya memasukkan tangan saya ke dalam seluar dalamnya. Beliau tidak membantah. Dengan perlahan-lahan saya melucutkan seluar dalamnya. Wow... bau aroma pukinya membuat konek saya bertambah keras. Bulu pukinya tidaklah seberapa lebat. Halus bagai kapas. Saya terus menjilat pukinya dan pada masa yang sama bermain-main dengan bijinya. Beliau mula mengeluarkan bunyi ah... ah... ah.... Saya teruskan jilatan pukinya lebih kurang 10 minit. Saya minum air pukinya yang mengalir keluar. Kesedapan air pukinya mengalahkan madu.

Selepas itu saya memasukkan jari saya kedalam pukinya dan seterusnya menggorek pukinya. Tiga jari boleh masuk serentak. Barulah saya dapat mengesahkan apa yang diperkatakan oleh budak-budak kampung. Tiga jari boleh masuk sekali.... Betapa longgarnya puki dia tapi saya tak kisah. Hidangan dah terhidang cuma perlu dimakan dengan lahap.

Kemudian saya memimpinnya ke katil. Diatas katil saya membuka baju-Tnya. Kini Ayu dah 90 peratus bogel, hanya memakai colinya sahaja. Saya mengisap teteknya tanpa menanggalkan colinya. Beberapa minit kemudian saya membuka colinya dan seterusnya mengisap teteknya yang besar, gebu dan berisi itu. Pada masa yang sama tangan saya masih menggorek pukinya. Ayu mula mengeluarkan bunyi mengerang. Saya dah agak dia nak klimaks, jadi saya percepatkan pergerakan jari saya. Dia mula mengeluarkan bunyi dengan agak liar dan berkata "cikgu tolong jilat puki saya, saya nak klimaks ni". Bila terdengar gitu saya terus bangun dan menyuruhnya memakai pakaiannya. Dia terkejut dan bertanya kenapa. Saya menjawab kalau dia menganggap saya cikgu pada situasi itu tak payahlah teruskan. Dia meminta maaf dan seterusnya berkata "tolonglah saya Na (nama samaran saya), saya nak klimaks ni" Saya menyuruhnya bersabar dulu. Seterusnya saya meminta dia membuka pakaian saya. Kami berdiri kembali. Mula-mula dia menanggalkan baju-T saya. Dia terpesona melihat bulu dada saya yang lebat dan terus menjilat dada saya. Perlahan-lahan Ayu memasukkan tanggannya kedalam jeans saya dan memegang konek saya dari luar seluar dalam. Seterusnya dengan perlahan dia membuka zip jeans saya dan melucutkannya. Kini saya hanya berdiri dengan seluar dalam saya.

Beliau bermain-main dengan konek saya dan sebelum membuka seluar dalam saya. Apabila seluar dalam saya terlucut, konek saya yang telah lama stim, tercanggak. Beliau mencium butuh konek saya dan mula mengulumnya. Setelah beberapa minit, kami berbaring kembali diatas katil. Posisi 69. Konek saya didalam mulutnya dan saya pula menjilat pukinya. Banyak juga air mazinya keluar. Sambil mengulum konek saya beliau menggeluarkan bunyi ah... ah... ah....

Tiba-tiba beliau tergigit konek saya. Taklah terlalu keras tetapi cukup menyakitkan. Dia berbuat demikian kerana telah klimaks. Saya teruskan penjilatan dan Ayu pula terus mengulum konek saya. Saya dah dapat rasa macam nak pancut. Saya terus bangun dan mengeluarkan konek saya dari mulutnya. Seterusnya saya meminta Ayu duduk di birai katil dan saya pula berdiri. Saya masukkan kembali konek saya kedalam mulutnya dan memintanya menggulum dengan perlahan-lahan. Akhirnya terpancutlah mani saya ke dalam mulutnya. Dia menelan kesemua air mani saya. Pada masa yang sama beliau terus mengulum konek saya. Punyalah gelinya, tak terdaya saya, saya mula mengliat tetapi dia enggan melepaskan konek saya, sehingga konek saya mula layu. Akhirnya kami berbaring diatas katil keletihan. Masih bogel.

Hujan dah berhenti. Masa tuision dah habis. Saya pun bertanya kepada Ayu sama ada dia nak balik atau tidak. Dia berkata yang ayahnya yang menyuruh dia menghiburkan saya sebagai upah bayaran tuition yang tertunda. Ayahnya juga telah mengarahkannya supaya tinggal bersama saya sehingga pagi esok. Bila terdengar apa yang Ayu katakan bukan main gembiranya hati saya. Dapatlah saya menikmati puki Ayu dengan sepuas-puasnya.

Selepas kami menggumpul tenaga kembali, kami memulakan babak kedua permainan kami. Saya meminta Ayu mengurut konek saya yang dah layu. Pada masa yang sama kami bercium. Bukan main galahnya Ayu menghisap lidah saya. Seperti anak kucing yang kelaparan. Setelah konek saya tercanggak kembali saya mengkangkangkan kaki Ayu seluas-luasnya. Seterusnya dengan perlahan-lahan saya mula menjolokkan konek saya kedalam puki Ayu. Memang senang nak masuk kedalam puki Ayu. Sewaktu itulah saya bertanya sama ada beliau pernah bermain sebelum ini dan dengan berani dan terus terang beliau mengatakan yang beliau kerap ditiduri oleh bapanya dan adiknya yang berusia 16 tahun. Kadang-kadang bapa dan adiknya akan mengkongkiknya pada masa yang sama. Itu urusan dia, tapi saya tak kisah. Yang pentingnya pada masa ini Ayu milik aku.

Berbalik kepada kisah kami berdua, selepas memasukkan konek saya kedalam pukinya, saya pun mula menghayun dengan permainan sorong balak tarik balik bermula. Selepas lebih kurang 15 minit kami menukar posisi. Saya dalam keadaan duduk dan Ayu pula duduk diatas konek saya. Mulalah dia turun naik. Pada masa yang sama tangan saya mempermainkan teteknya. Kadang-kadang menghisapnya.

Ayu mula turun naik dengan pantas. Matanya semakin layu. Kedua-dua tangannya diletak disekeliling leher saya. Beliau mula bersuara, aduh... sedapnya main dengan Na. Kami sama-sama nak keluar. Saya bertanya sama ada nak keluar dalam atau luar dan Ayu menjawab dalam. Ayu meneruskan turun naiknya. Saya semakin rakus menghisap teteknya. Aduh... duh... duh.... Ayu teriak. Ayu mula klimaks dan saya mula memancutkan air mani saya kedalam pukinya. Pada masa saya sedang memancut saya mengigit tetek Ayu. Kasihan dia. Terdapat kesan gigitan saya, tapi dia tak kisah. Menurutnya memang sedap gigitan saya bila dia klimaks. Liar konon. Akhirnya kami terdampar diatas katil. konek saya masih dalam pukinya dan mula mengecut. Kami berbaring diatas katil keletihan.

Selepas sepuluh minit berehat kami sama-sama mandi. Hot water shower. Sewaktu mandi kami main sekali lagi. Kali ini style doggie. Saya amat keletihan begitu juga Ayu. Mana dayanya dah tiga kali pancut. Begitu juga Ayu dah tiga kali klimaks. Walaupun letih saya bertekad dalam hati yang saya mesti mempergunakan peluang ini dengan sebaik-baiknya.
Selepas mandi kami makan dan mula menonton cerita blue. Sambil menonton kami main raba-raba, hisap-hisap, cium-cium dan jilat menjilat. Bermula dari pukul 4 petang sampai keesokkan hari kami telah bermain sebanyak enam kali. Habis kering air main saya. Begitu juga Ayu. Habis kering air pukinya.

Keesokkan hari, lebih kurang pukul 7.00 pagi saya terdengar ketukan di pintu. Saya dah mula panik. Memang saya tak ke sekolah hari itu sebab hari Ahad. Dengan tergesa-gesa saya pun menyorok pakaian Ayu (kami sama-sama bogel sejak petang semalam) dan menyuruh Ayu bersembunyi dibawah katil. Kemudian saya membuka pintu. Adik Ayu, Adi sedang berdiri dihadapan pintu. Melihat keadaan saya yang letih lesu, dia faham yang saya telah enjoy dengan kakaknya sepanjang malam tadi. Saya mengajaknya masuk. Beliau bertanya dimana kakaknya dan saya mengatakan yang saya menyorokkannya di bawah katil takut orang lain tadi. Seterusnya kami ke bilik. Saya meminta Ayu keluar. Terlihat Ayu dalam keadaan bogel, konek Adi mula stim. Dia meminta kebenaran saya untuk melancap dengan menatapi kakaknya dalam keadaan bogel. Saya memberitahu yang dia boleh melancap dengan melihat blue filem secara live. Ayu dan saya mulalah berkongkek buat kali ke tujuh diperhatikan oleh Adi.

Dia melancap dengan pantasnya melepaskan geramnya melihat kami berkongkek dengan begitu bernafsu. Akhirnya dia memancutkan air mainnya dan seterusnya ke tandas untuk mencuci. Setelah pergelutan yang hebat saya memancutkan air mani. Tak banyak yang keluar, cuma beberapa titik sahaja tapi saya puas. Untuk membuat Ayu pula klimaks saya menjilat dan memasukkan lidah serta jari kedalam pukinya. Akhirnya beliau pun klimaks. Selepas itu Ayu minta diri untuk balik. Ayu balik bersama Adi. Selepas peristiwa itu kami kerap bermain. Pelbagai posisi, teknik dan pelbagai cara kami mencuba sehingga saya melanjutkan pelajaran ke U tahun lepas. Cerita terakhir yang saya dengar, Ayu sudah kahwin dengan seorang budak kampung. Ayahnya pula masuk penjara kerana edar dadah manakala adiknya bekerja di Johor.

Zack hilang teruna


Hai, aku Zafri, lebih mesra dipanggil Zack. Aku nak ceritakan pengalaman pertama aku dalam seks. Well, dulu aku study kat sebuah IPT di ibu kota ni, tapi sekarang dah dua tahun lebih aku kerja sebagai Pegawai Pemasaran di sebuah company di PJ. Aku tak der la handsome sangat, cuma sebagai anak kampung dari Pantai Timur, dah biasa main bendang, di samping main Rugby kat U, so body aku pun kira boleh tahan laa. Sebab tulah ramai Minah nengok nak kena sondol jer… heheheheheh
Pengalaman pertama aku masa aku kat U. (Tapi sebelum tu aku dah biasa dengar, nengok, dan baca pasal seks ni. Cuma praktikal jer belum.) Masa tu cuti semester akhir.. tiga bulan. Sebagai anak orang miskin, aku buatlah part time kat sebuah hotel kat sini... sebagai waiter (nak tolong mak ayah aku). Masa nilah aku mula belajar tentang seks dalam erti kata yang lebih praktikal.

Masa tu waktu pagi. Aku diminta menghantar sarapan ke satu bilik di tingkat lapan (kalau tak silap aku). Aku ketuk pintu dan minta kebenaran untuk masuk serve breakfast ni. Bila pintu di buka, ternyata penghuninya seorang wanita yang cukup cantik dan seksi. Dengan masih bergaun tidur yang singkat dan jarang, cukup untuk menampakkan bentuk tubuhnya yang menggiurkan. Aku agak terkedu dan mula berdebar-debar. Aku mula sedar yang dia tidak memakai sebarang pakaian dalam apabila aku perasan puting buah dadanya yang terletak indah.

“Soory miss, may I……” aku mula tergagap-gagap.

“Ohh.. break fast ya..sila..letak atas meja tu yer..” dia tersenyum dan persilakan aku masuk.

Aku menuju ke sebuah meja yang terletak di tengah-tengah bilik tersebut. Semasa aku meletakkan makanan itu atas meja, dia mula berbual kecil dengan aku. Dia tanyakan nama ku dan memperkenalkan dirinya sebagai kak Ayu.

“Just panggil Ayu jer.. nanti nampak tua sangat pula...!” katanya sambil tergelak. Umur dia masa tu aku agak lebih kurang 25. Aku lak 21. Dia beritahu dia kerja sebagai executive kat Utara, then ada meeting kat sini semalam, so dia agak penat lagi untuk pulang ke Utara.

Aku cuma mengangguk dan tidak banyak berkata-kata kerana aku masih berdebar... maklumlah... tak pernah tengok wanita seksi secara live macam ni.

Bila aku nak keluar kak Ayu.. eh Ayu panggil aku balik. Aku ingat dia nak bagi tips ke apa. Rupanya dia minta aku tolong urut belakang dia sikit kerana dia berasa agak lenguh. Aku perlahan duduk di pinggir katil dia dan mula memegang bahu dia perlahan-lahan sambil memicit-micit lembut.

“Ohh Zack.. that’s nice… cuba U ke bawah sikit.” Pintanya.

Dengan tangan aku yang dah gementar masa tu, perlahan aku urut turun ke bawah. Ayu yang meniarap di katil itu memalingkan wajahnya ke arah aku sambil tersenyum padaku dan sesekali memejamkan matanya. Wajahnya yang putih itu sedikit mewarna merah dan begitu mengasyikkan. Dengan kedua tangannya yang terletak di kepalanya, aku perhatikan dengan jelas buah dadanya yang besar tersembul di sebalik rusuknya sewaktu dia meniarap itu. Aku mulalah terbayang adegan-adegan yang pernah aku tonton selama ini. Dan tanganku semakin ke bawah hinggalah ke pinggangya.

Antara sedar dengan tidak, aku merasakan tangan kirinya mula merayap-rayap di pahaku.

“Pandai lah U zack.. Ohh sedapnya..”Dengan manjanya Ayu merengekkan pujian.

Perlahan-lahan tangannya mula menyentuhi sesuatu yang menyembul di celah paha aku tu. Dengan lembut dia mengurutnya perlahan lahan. Aku semakin tidak tahan. Tanganku mula meramas-ramas lembut di sekitar daging bontotnya yang pejal.

Tiba-tiba Ayu membalikkan tubuhnya dan bangun lantas memeluk leherku. Matanya tajam menatap mataku seolah membayangkan sesuatu yang tidak dapat ditahan-tahan lagi. Aku juga dengan lembut memegang pinggangnya yang ramping itu dan bagai ada satu tarikan, aku merapatkan wajahku ke mukanya.

Bibirku mencari bibir merahnya yang basah dan terbuka itu. Bila bibir kami bertaut, aku merasakan Ayu menggerak-gerakkan kepalanya sambil lidahnya mula menjalarkan penerokaan ke seluruh bahagian dalam mulutku. Sesekali lidah kami bersilangan dalam jilatan yang amat indah. Pelukan tangannya di leherku bertambah erat dan rapat.

Aku dapat merasai buah dadanya yang pejal itu menikam dadaku. Dan batangku juga dah semakin tegang. Ayu juga ternyata dapat merasai yang batangku itu dah keras. Lantaran ianya terus dijadikan sasaran ramasan tangannya. Tanganku pula dah mula berani menjelajah buah dadanya. Ku ramas buah dadanya dengan lembut dan aku merasakan nafas Ayu yang semakin galak.

Sementara itu, aku membuka gaun tidurnya yang jarang itu dengan menurunkan zip di belakangya. Ternyatalah bahawa Ayu pada ketika itu tidak memakai panties. Tubuhnya yang putih mulus itu amat mendebarkan jantung ku. Manakala cipap Ayu yang tembam itu pula hanyalah diselaputi oleh sejembut bulu-bulu tipis.

Tak lama kemudian, aku merasakan jari-jarinya mula membuka zip seluar dan tali pinggangku. Ayu mengeluarkan batangku yang ternyata semakin membesar sambil meramas-ramasnya dengan kelembutan jarinya.

Ayu membongkok untuk mula mengucup dan menghisap batangku dengan bibirnya yang kecil membasah itu. Semakin lama Ayu menghisap batangku, semakin sedap ku rasakan. Aku menolak dia ke tepi dan mula membuka seluruh pakaianku. Kemudian perlahan-lahan aku baringkan dia di katil. Aku hujani dia dengan ciuman di leher dan bibirnya. Sementara itu tanganku kembali menerokai buah dadanya. Semakin lama semakin ke bawah hala arah rabaan ku sehinggalah aku dapat merasakan cipapnya yang serba membasah.

"Zack.. please, sekarang …. I dah tak tahan !" Ayu mula menggelinjang dan mengeluh. Dia mengangkat kakinya dan tangannya terus menggenggam batangku. Pada saat itu cipapnya dah cukup terbuka. Perlahan-lahan Ayu menghalakan batangku ke bibir cipapnya.

Aku yang dah tak tahan sangat masa tu, terus menolak batangku ke dalam belahan alur cipapnya. Telaga nikmatnya itu ternyata sudah pun dipenuhi dengan lendiran nafsu. Ayu pantas melingkarkan kedua kakinya pada pinggangku sementara kedua tangannya berpaut kemas di leherku.

Aku menyangga tubuhku dengan kedua siku ku sambil bibir ku masih menggumam bibirnya yang sesekali menjerit entah apa bunyinya. Bontotku mula bergerak turun naik sambil aku cuba mempertahankan rentak yang dibuat bagi meraih kenikmatan yang lebih berpanjangan.

Tidak lama begitu Ayu membalikkan tubuhnya agar dia di atasku. Sekarang posisi Ayu menunggangku dengan batangku masih di dalam cipapnya yang ganas itu. Ayu mula menggerakkan badannya naik turun, seperti orang sedang menunggang kuda. Sementara itu kedua tanganku meramas-ramas dan sesekali menggentel putingnya yang makin menegang.

Makin lama... gerakan naik turunnya makin cepat. Semakin keras batangku bergeselan dengan cipapnya. Namun karena cipapnya sudah pekat berlendir, geselan itu terasa nikmat dan membuatkan batangku semakin keras. Kenikmatan geselan itu ternyata membuatkan Ayu menjerit-jerit kecil.

"Ough … ough … ahhh ….!"

Beberapa saat kemudian, gerakan naik turunnya semakin perlahan. Dia seolah olah ingin merasakan jejak jejak geselan yang telah menimbulkan kenikmatan tadi. Batangku sekarang bergesel lembut dengan cipapnya.

Aku tahu yang dia sebentar lagi nak orgasme. Bibirku pun mulalah merayap di buah dadanya, sambil meramas perlahan-lahan. Lepas tu ku kucup dan hisap putingnya. Tindakan ku ini ternyata telah membuatkan Ayu menggeliat tak ketentuan.

"Ahhh … aauhhhhg … terus Zack … ohhh...!" Tak lama kemudian, Ayu mula mengejang dan menjerit.

"Zack, I tak tahan lagi …! Ohhh.... uhff....!" Serentak itu juga aku merasakan yang batangku telah dibasahi cairan yang terbit cipapnya. Ayu merebahkan badannya di atasku. Aku terus mengucup dan mengulum kedua putingnya di samping menjilat di celahan buah dadanya. Tangan kiriku membelai lembut rambutnya dan tangan kananku pula giat meramas-ramas bontotnya yang pejal itu.

Setelah beberapa minit, aku memberitahu Ayu yang aku nak cuba doggie lak. Tanpa banyak soal, dia mengangkang dengan satu kaki melutut di atas tilam dan badannya membongkok dengan kedua tangannya memegang sandaran katil. Aku pun hunjamkanlah batangku ke dalam cipapnya dari belakang. Ternyata cipapnya itu masih lagi cukup membasah.

Aku pegang pinggangnya yang ramping dan aku mula menggerakkan bontotku. Batangku keluar masuk cipapnya, mula-mula dengan perlahan-lahan, namun makin lama aku makin cepatkan gerakan. Badan Ayu tergoncang-goncang akibat penangan aku tu dan dia mula merintih-rintih.

"Ough …. Oohhh … Oughhh … lagi Zack... lagi....!".

Setelah aku hunjam dengan cepat dan bertenaga, aku perlahankan ayunan batangku dan ku rangkum buah dadanya sambil meramas-ramas lembut. Kemudian aku cepatkan semula hentak tusukanku ke dalam cipapnya. Akibatnya.... Ayu menjerit-jerit lagi.

"Uughhh … ughhh …. Oughhh ….!" Jeritannya saja dah cukup untuk melonjakkan rangsangan nafsu ku. Lantaran itulah kerakusan ku bertambah semarak dan bertenaga. Aku benar benar telah dihantui kenikmatan yang maha hebat. Bagaikan orang kena rasuk cipap Ayu itu ku henyak tak henti henti. Ayu menjerit-jerit akibat penangan ganas aku tu. Api keperitan dah mula menghurungi cipapnya.

"Zack…! Oh sudahlah Zack…! Ohhh… Ayu tak tak nak lagi...…!" Ayu merayukan belas simpati ku. Lantaran itu akhirnya aku keluarkan juga batangku dari cipapnya. Kemudian pantas memaksa Ayu berbaring di atas katil.

"Sorry Ayu… I belum puas lagi ni... kita main sikit lagi yaa.... !" Bisek ku ke telinganya. Sebelum dia sempat menidakkan hajat ku, dia terus ku tindih. Kemudian dengan satu henjutan padu, batangku terbenam masuk ke dalam cipapnya.

"Aiiiissshhhh..... teruk Ayu macam ni...... Pleeeeease....! slow-slow ya Zack....!" Ayu membisekkan rayu simpati ke telinga ku. Namun selain dari itu, dia tidak langsung cuba bertindak untuk menghalang kemahuan ku. Malahan seberapa yang boleh dia cuba untuk menselesakan diri demi untuk memenuhi hajat nafsu aku.

Sekarang aku merasakan kedua buah dadanya menegang di dadaku. Kedua tangan Ayu memeluk belakangku dan aku pun memulakan aksi pergerakkan pinggangku naik turun. Sementara itu mulut kami saling berciuman sambil lidah kami cuba saling membelit.

Bontot Ayu ikut sama bergerak seirama dengan gerakan bontotku.... Terbeliak biji matanya kerana terlalu bersungguh nak puaskan aku. Itulah juga yang membuatkan aku semakin tak tahan. Aku merasakan nikmatnya yang amat luar biasa sedapnya. Ternyata kesungguhan Ayu itu telah berhasil mendesak ketibaan kemuncak nafsu ku.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar nafas Ayu kembali mula tidak teratur dan aku mempercepatkan goyanganku. Aku merasakan cipapnya makin basah. Badannya juga menggelinjang-gelinjang di bawah tindihan badanku dan tangannya mula meramas rambutku. Makin lama rintihannya semakin kuat.

"Ahhh… emmhhh…. Zack, lagi… oughhh...!"

Beberapa saat kemudian, Ayu menjerit...

"Zack, I tak tahan lagi… oughhh....! " dan badannya mulai mengejang dan aku merasakan muntahan nafsuku sendiri turut sama mengalir di dalam batangku. Desakan kemuncak syahwat ku dah tak dapat lagi aku bendung. Maka demi nyahut kelantangan seruan berahi, aku pun mula perlahankan rentak goyanganku.

Sejurus kemudian, aku tekan batangku itu masuk sedalam-dalamnya ke dalam cipap Ayu.... Makinlah ganas dan lantang dia mengejang dan menjerit.


"Ouhhhh….!" Bunyi gema suara kami berdua. Ayu mengejang sambil erat memelukku. Air ku menyembur di dalam cipapnya...... Kami berdua merasakan sensasi yang luar amat biasa.

Beberapa lama kemudian, kita berdua sekali lagi terkulai lemas. Namun aku tetap lagi mencium bibir dan lehernya dengan lembut. Tanganku mengelus-elus kedua buah dadanya. Setelah itu kami bersama lagi sebanyak berberapa round....

Bila sedar sedar, waktu sudah pun lebih pukul dua petang. Maka hari itu teruklah aku dimarahi boss.... namun agak baloi juga sebab ia merupakan satu bentuk pelaburan nafsu yang cukup baik.

Sejak itu Ayu menjadi sex partner ku yang intim, dan dia juga banyak membantu kewanganku. Rupanya Ayu ni memang dah cukup banyak pengalamannya.... setelah berada di UK hampir enam tahun.

Well, dia kata akulah di antara sex partnernya yang terbaik.. wooo..! Nantilah aku citerkan lagi pengalaman aku bersamanya selepas peristiwa itu.